Have an account?

Selasa, 23 Maret 2010

KOLEKSI RELIEF SEJARAH PERJUANGAN

Koleksi berupa relief ini secara kronologis menceritakan peristiwa sejarah sejak dari masa lahirnya Budi Utomo sampai dengan masa bersatunya lagi pemerintahan RI yaitu dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950. Adapun peristiwa-peristiwa yang divisualisasikan itu antara lain seperti lahirnya Budi utomo tanggal 20 Mei 1908, Lahirnya Sarikat Dagang Islam, Lahirnya Muhammadiyah, Indische Partij, Partai Nasional Indonesia, Permufakatan perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia, Kongres Pemuda tahun 1928, Kongres Wanita, Munculnya GAPI, Perang Dunia II, Penindasan Jepang. Kemudian dilanjutkannya sampai dengan pengakuan kedaulatan. Untuk lebih jelasnya dapat disimak langsung seperti di bawah ini.

1. Lahirnya Budi Utomo (20 Mei 1920) Di Yogyakarta

Budi Utomo merupakan titik pangkal adanya kesadaran bangsa terhadap kepincangan yang memang selalu dipelihara oleh pemerintah penjajah. Budi Utomo merupakan Modern pertama yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial budaya. Lapangan ini dipilih karena mayoritas dari anggota BU adalah para priyayi Jawa. Adapun usaha yang dilakukan adalah memberi bimbingan demi kemajaun rakyat tahun 1908 dengan menertibkan majalah “Retno Dumilah” dalam bahasa Melayu / Jawa.

2. Lahirnya Sarekat Dagang Islam tahun 1912

Merupakan sarekat para pedagang untuk membela kepentingan rakyat jelata dari cengkraman pedagang non pribumi (Cina). SDI kemudian menjadi SI kemudian PSII. Tokoh pendiri SDI adalah H. Samanhudi dan HOS Cokroaminoto.

3. Lahirnya Indische Partij di Bandung 25 Desember 1912

Partai ini didirikan oleh Dr.E.F.E Doewes Dekker, Cipto Mangunkusumo dan Ki Hadjar Dewantoro. Adapun tujuan dari pendirian organisasi ini merupakan pembangunan bagi semangat kebangsaan Indonesia. Karena kretik-keritik yang keras dari Indische Partij terhadap pemerintah belanda maka organisasi ini di bubarkan.

4. Lahirnya Muhammadiyah di Yogyakartan

Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan, dan KH. Mansyur. Merupakan gerakan sosial kultural Islam dengan tujuan peningkatan penghayatan terhadap ajaran Islam, membangun rumah-rumah sosial / ibadah, menampung anak-anak yatim piatu.

5. Lahirnya Tamansiswa

Tamansiswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantoro tahun 1922 merupakan organisasi yang bergerak di bidang pendidikan yang bertumpu kepada sistem pendidikan bangsa Indonesia dengan dasar kebudayaan bangsa.

6. Perlawanan Rakyat di Jawa dan tempat lain

Perlawanan yang terjadi sekitar tahun 1926/1927 yang mengakibatkan para pemimpin di buang ke Digul dan Tanah Merah Irianjaya.

7. Lahirnya PNI

Karena tindakan organisasi-organisasi menjadi radikal serta pemberontak tahun 1926 terhadap Belanda, organisasi pergerakan banyak yang berantakan. Untuk mengatasi krisis politi itu maka muncul PNI. Di bawah kepemimpinan Ir. Soekarno organisasi ini kemudian memiliki banyak anggota.

8. Permufakatan perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia

PPPKI adalah Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia tanggal 17 Desember 1927 adalah wadah untuk menghimpun kan nasional yang beranika paham dan pendapat. Oragnisasi ini terbentuk dari hasil kesepakatan Kongres Pemuda 1 tahun 1926 di Yogyakarta yang intinya akan dibentuk satu organisasi yang merupakan afiliasi seluruh organisasi yang ada.

9. Kongres Pemuda II di Jakarta

Kongres menghasilkan Sumpah pemuda dan mengesahkan lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Juga Bendera Merah Putih sebagai bendera Negara. Dengan demikian Kongres Pemuda II merupakan modal dasar untuk berdirinya sebuah Negara yaitu Bangsa, air, Bahasa, Bendera, dan Lagu kebangsaan.

10. Kongres Wanita Indonesia 1928

Kongres Wanita Indonesia tanggal 22 s/d 25 Desember 1928 dibawah pimpinan Ny. Suyantin Kartowiyono. Tujuannya untuk meneruskan cita-cita Ibu Kartini yaitu mendudukkan kaum wanita sejajar dengan pria. Untuk mengenang Kongres itu maka sampai sekarang tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.

11. Lahirnya GAPI Tahun 1939.

GAPI berusaha untuk mempersatukan partai-partai politik di Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Sebab perjuangan yang dilakukan oleh satu partai saja tidak mampu melawan tekanan Belanda dan selalu kalah. Upaya itu dilakukan setelah PPPKI mengalami kemunduran dan dengan semakin nampaknya gejala pecah perang dunia II tahun 1939.

12. Perang Dunia II

Perang Dunia II meletus pada tahun 1939. di Asia ditandai dengan munculnya kekuatan baru Jepang denagn konsep ATR ingin menguasai Asia. Jepang bergerak dari utara ke selatan sampai Indonesia. Di Indonesia Jepang berusaha mengambil alih kekuasaan di Kalijati pada tangagl 8 Maret 1942.

13. Penindasan Jepang

Pemerintah militer Jepang terkenal dengan kekejamannya. Perlawanan rakyat terhadap penindasan dan kekejaman Jepang muncul di Tasikmalaya, Ach, Indramayu dan Blitar. Kekejaman Jepang terlihat fasilitas lapangan terbang, jembatan, gua persembunyian dan fasilitas militer lainnya.

14. Jepang Menyerah Kepada Sekutu

Bom atom dijatuhkan oleh Sekutu di Nagasaki dan Hiroshima pada tanggal 6 dan 14 Agustus 1945 untuk mengakhiri perang dunia II. Akhirnya Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945 menyerah kepada tentara Sekutu. Bangsa Indonesia tidak menyia-nyiakan peristiwa itu untuk kemudian dimanfaatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan.

15. Proklamasi Kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dilakukan di Pengangsaan Timur 56 Jakarta setelah melalui perdebatan karena perbedaan pendapat antara golongan pemuda dan golongan tua yang diakhiri dengan penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok. Bung Karno membacakan teks proklamasi di Pegangsaan Timur 56 Jakarta dalam suasana haru.

16. Gema Proklamasi

Gema Proklamasi kemerdekaan sampai di seluruh tanah air dan memperolah sambutan meriah dari rakyat Indonesia. Di daerah daerah muncul penyambutan proklamasi dengan caranya masing-masing. Di Stadion Ikatan Atletik Djakarta (Ikada) diselenggarakan rapat umum mendukung proklamasi dengan penjagaan ketat dari tentara Jepang.

17. Konsolidasi Kekuasaan

Proklamasi Kemerdekaan yang telah dikumandangkan disambut dengan gerakan pengambilalihan kekuasaan dan senjata dari tentara Jepang oleh rakyat Indonesia yang di pelopori pemuda. Hal itu dialkukan dengan cara damai maupun secara kekerasan.

18. Insiden Bendera Tunjungan

Pada tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato Surabaya sekelompok pemuda rakyat bersatu menguasai hotel untuk kemudian menurunkan Bendera Tri Warna Belanda diganti dengan Sang Merah Putih. Dalam inseden ini banyak menelan korban dari piah tentara kita mampu dari pihak Belanda.

19. Pembentukan TKR

Sebagai sebuah Negara yang sedang merdeka sangat deperlukan adanya tentara. Oleh karena itu dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat dapa tanggal 5 Oktober 1945. TKR merupakan hasil peleburan dari Heiho, Peta, KNIL dan laskar-laskar perjuangan Komando tertinggi dibawah pimpinan Jenderal Soederman dan Letjen Oerip Soemodihardjo.

20. Kongres Pemuda Indonesia 1945

Kongres Pemuda Indonesia 1 di adakan di Yogyakarta pada atnggal 10 November 1945 di Gedung Seni Sono (sekarang menyatu dengan Gedung Agung). Kongres ini dihadiri dari perwakilan pemuda seluruh Indonesia dan dibuka presiden Soekarno dengan rapat Akbar di alun-alun Utara Yogyakarta. Hari itu bertepatan dengan peristiwa pertempuran Surabaya.

21. Sidang 1 Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat

Untuk pertama kalinya BPKNIP sebagai badan pengganti tugas MPR sebelum MPR terbentuk mengadakan sidang pada tangal 28 Februari 1946 di Solo. Tugas badan ini hanya bersifat sementara menggantikan MPR karena kondisi belum memungkinkan untuk membentuknya. Seluruh kegiatan baru diarahkan kepada usaha mempertahankan kemerdekaan.

22. Perpindahan Ibukota RI ke Yogyakarta

Kondisi keamanan di Jakarta sudah tidak memungkinkan lagi untuk kelancaran penyelenggaraan kenegaran. Oleh kerena itu ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta atas saran dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Perpindahan presiden dan wakil presiden dari Jakarta ke Yogyakarta dilaksanakan pada tanggal 4 Januari 1946. sebagai kediaman resmi presiden adalah gedung Cokan Kantai atau Istana Negara Yogyakarta sedang wakil presiden menempati bangunan di sebelah utaranya. Sementara kantor-kantor kementrian menggunakan banguan di sekitar daerah Malioboro

23. Perang Puputan di Bali

Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda yang masih ingin menguasai kembali Indonesia terjadi dimana-mana. Setiap daerah yang diduduki oleh Belanda selalu mendapat perlawanan dari rakyat setempat. Di Bali terkenal perlawanan yang dilakukan oleh pasukan rakyat yang dipimpin oleh 1 Gusti Ngurah Rai. Dengan semangat membara rakyat Bali berkorban sampai titik darah penghabisan sehingga perang itu disebut Perang Puputan yang artinya perang habis-habisan untuk mempertahankan kemerdekaan.

24. Berdirinya Universitas Gadjah Mada

Pada tanggal 13 Maret 1946 sebagi bukti bahwa rakyat Indonesia telah mampu bernegara dengan bernagai usaha maka didirikanlah Perguruan Gadjah Mada yang merupakan gabungan dari tiga perguruan tinggi di Yogyakarta, Klaten dan Solo. Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyediakan tempat Pagelaran Kraton sebagai kampusnya. Perguruan ini merupakan perguruan pertama yang berdiri setelah Indonesia merdeka.

25. Bandung Lautan Api

Sebagai upaya untuk menguasai lagi Indonesia maka Belanda menduduki satu per satu kota-kota besar yang dipimpin oleh Van Mook. Salah satu kota itu adalah Bandung. Namun pendudukan itu menjadikan kemarahan dipihak rakyat Indonesia sehingga muncul perlawanan untuk mempertahankan. Karena Bandung sudah tidak bisa dikuasai lagi oleh para pejuang Indonesia maka satu-satunya jalan adalah membumihanguskan kota Bandung agar tidak dikuasai Belanda.

26. Politik Diplomasi

Politik Diplomasi merupakan bagian dari cara-cara mempertahankan kemerdekaan pada masa awal berdirinya RI. Hal itu dilakukan karena kekuatan tentara kita belum memadai untuk melawan tentara Belanda. Di antaa politik diplomasi itu adalah Pejanjian Linggarjati, Renville, Roem Royen dan KMB. Semuanya sangat membantu dalam perjuangan Indonesia memperoleh kedaulatan.

27. Pengakuan APWI

TNI mendapat kepercayaan dari dunia Internasional melalui PBB untuk mengangkut para tawanan perang baik orang Belanda maupun Jepang dan tentaranya untuk dikembalikan ke negara asalnya. Dalam hal ini TNI membantu mengangkut mereka dari daerah sampai ke Jakarta baik melalui darat, laut mauun udara. Tugas ini merupakan ujian berat bagi negara Indonesia yang baru saja merdeka.

28. Agresi Militer 1

Setelah berhasil mendaratkan pasukannya ke beberapa kota di Indonesia dan kemudian mendapatkan wilayah kekuasaan melalui Perjanjian Linggarjati Belanda kemudian melanggar perjanjian yang telah disepakati itu dengan mengadakan agresi militer yang bertujuan untuk meluaskan wilayah kekuasaan. Agresi Belanda 1 dilakukan pada tanggal 20 Juli 1947.

29. Kongres Kebudayaan

Untuk pertama kali setelah kemerdekaan Indonesia mengadakan Kongres Kebudayaan bertempata di Magelang pada tahun 1948. Walaupun dalam suasana revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan dari serbuan tentara Belanda namun lapangan kebudayaan tidak boleh ketingalan. Sehingga pada saat itu hadir para kebudayawan tidak boleh ketinggalan. Sehingga pada saat itu hadir para budayawaan dan seniman seluruh Indonesia untuk berkumpul membahas kebudayaan nasional.

30. Pekan Olah Raga Nasional 1 di Solo

Pekan Olah raga 1 diadakan di surakarta pada tahun 1948. pembukaan dilakukan di Yogyakarta dan dibuka oleh Presiden Soekarno dengan acara jalan massal dari Yogyakarta ke surakarta. Semua aktivitas dilaksanakan di Surakarta. Kegiatan ini terlaksana dengan lancar walawpun dalam suasana revolusi.

31. Agresi Militer Belanda II

Setelah Agresi Militer Belanda pertama berakhir tanggal 4 Agustus 1947 maka dilaksanakan Perjanjian Renville. Namun perjanjian ini justru semakin menguntungkan Belanda. Belanda masih belum puas dan ingin meluaskan wilayahnya lagi sehingga dilakuakn Agresi Militer kedua. Agresi diawali dengan pemboman terhadap lapangan terbang Maguwo dan menangkap para pemimpin Negara. Sehingga presiden Soekarno menunjuk Mr. Syafrudin Prawiranegara untuk menjalankan pemerintahan darurat di Bukit Tinggi Sumatera Barat.

32. Serangan Oemom 1 Maret 1949

Karena adanya agresi militer II Belanda maka Indonesia ganti haluan dalam mempertahankan kemerdekaan yaitu dengan cara perang gerilya. Perang gerilya ini melibatkan seluruh takyat sehingga juga disebut perang semesta. Puncak dari perang gerilya ini adalah serangan dan pendudukan terhadap kota Yogyakarta selama 6 jam pada tanggal 1 Maret 1949. dari peristiwa itu dunia internasional menjadi tahu bahwa Indonesia masih berdiri sehingga mengusulkan resolusi ke PBB untuk mengutuk Belanda dan mengakui kemerdekaan Indonesia.

33. Penarikan Tentara Belanda dari Yogyakarta

Belanda tidak bisa berkutik lagi setelah tidak mendapat dukungan internasional. Sehingga dengan terpaksa Belanda harus mengakui kemerdekaan Indonesia. Sebelumnya harus diadakan perjanjian yaitu Pejanjian Roem Royen dan kemudian disusul perjanjian KMB yang pada intinya merupkan pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia. Belanda harus menarik pasukannya dari Yogyakarta paling lambat tanggal 29 JUni 1949.

34. Para Pemimpin Kembali ke Yogyakarta

Dengan kembalinya kota Yogakarta sebagai ibukota RI maka diikuti pula dengan kembalinya para pamimpin gerilya dan pemimpin negara Mr. Syafrudin yang berada di Bukit Tinggi kembali ke Yogyakarta. Mr. Syafrudin Prawiranegara kemudian menyerahkan mandat PDRI ke Presiden Soekarno.

35. Konferensi Meja Bundar

Pada tanggal 2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda di mana pihak kita diwakili oleh Drs. Moh. Hatta dalam perundingan itu dispakati bahwa Indonesia akan dibentuk pemerintahan Republik Indonesia Serikat. Belanda mengakuai kedaulatan RIS dengan perkecualian Irian barat akan diserahkan satu tahun kemudian.

36. Pengakuan Kedaulatan

Berkat perjuangan bersama antara tentara rakyat dan gerilya serta perjanian-perjanian atau diplomasi maka berhasil pulalah kita mempertahankan negara Proklamasi walaupun harus membayar dengan pengorbanan baik harta belanda, maupun jiwa dari bangsa Indonesia.

37. Terbentuknya Negara Kesatuan RIS

Hasil dari perjanjian KMB adalah pembentukan negara RIS. RIS adalah sebagai media untuk menuruti keinginan Belanda semata karena kemudian RIS inipun dibubarkan dan kembali menajdi negara kesatuan.

KOLEKSI PATUNG KEPALA PAHLAWAN NASIONAL

Koleksi Patung Kepala Pahlawan Nasional terdiri dari 10 buah yaitu patung Kepala Sultan Hasannudin Kapten Pattimura, Pangeran Diponegoro,Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar,R.A. Kartini, Dr. Wahidin Soediro Hoesodo, Ki Hadjar Dewantoro, Mohammad Husni Thamrin, dan Jenderal Soedirman.

1. Sultan Hasannudin (1631-1669)

Sultan Hasannudin adalah Raja Makasar yang memerintah tahun 1654-1669 dengan gigih melawan VOC yang ingin memonopoli hasil rempah-rempah di Indonesia bagian timur. Dengan pecahnya Perang Makasar yang diakhiri dengan Perjanjian Bongaya tahun 1669 Sulatan Hasannudin terpaksa mengakui kekuasaan Kompeni.

2. Kapten Pattimura

Pattimura merupakan bekas prajurit Belanda, namun kemudian membelot melawan Belanda. Matulesi bertempur untuk membuat Benteng Durstede di Saparua dan berhasil memperoleh kemenangan menjadikan semangat juang rakyat menjadi semakin menyala-nyala. Dalam peperangannya dia selalu didampingi oleh adiknya Johanes Matulesi dan anaknya Christina Martha Tiahahau.

3. Pangeran Diponegoro

Adalah seseorang bangsawan dari Kraton Mataram yang gigih melawan Belanda. Peperangan berlangsung sampai lima tahun dan terkenal dengan nama Perang Jawa atau Perang Diponegoro. Yaitu dari tahun 1825-1830. Perang ini banyak memakan korban dan beaya dari pihak Belanda sehingga Belanda kemudian merencanakan untuk mengakhiri dengan cara licik yaitu menjegal Pangeran Diponegoro di Meja Perundingan. Kemudian Pangeran Diponegoro dibuang ke Manado lalu dipindahkan ke Makasar sampai wafatnya tanggal 5 Januari 1855.

4. Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol adalah pemimpin perang Padri di Sumatra Barat pada tahun 1821-1837. semula merupakan Perang antar golongan yaitu golongan pembaharu di Sumatra barat. Namun kemudian dimanfaatkan oleh Belanda sehingga mereka sadar dan menjadi Perang melawan Belanda.

5. Teuku Umar

Adalah pejuang Aceh yang gigih melawan Belanda. Semula ia seorang bekas tentara Belanda yang membelot dan dengan gagah berani melawan Belanda. Perang Aceh berlangsung pada tahun 1873-1904 suatu peperangan yang berlarut-larut. Ia selalu di dampingi oleh istrinya Cut Nyak Dien. Perang Aceh mampu bertahan lama karena kepemimpinan Ulama, daerah yang berbukit-bukit, serta semangat Perang Jihad.

6. RA. Kartini

Adalah putra Bupati Jepara yang menajdi pelopor pergerakan emansipasi wanita di Indonesia dalam bidang pendidikan wanita di Indonesia dalam bidang pendidikan. Beliau merupakan pelopor pendidikan kaum wanita Indonesia. Sehingga kedudukan wanita menjadi sejajar dengan kaum peria.

7. Dr. Wahidin Soediro Hoesodo

Dr. Wahidin Soediro Hoesodo merupakan pendorong berdirinya BU. Beliau berkeliling Jawa berpropaganda di depan para pelajar untuk mendirikan organisasi pergerakan BU. Hasinya siswa sekolah Dokter Djawa menindaklanjuti himbauan itu Kemudain mendirikan Budi Utomo.

8. Ki Hadjar Dewantoro.

Pendiri Perguruan Tamansiswa di Yogyakarta tahun 1922. Beliau terkenal dengan konsep pendidikan dengan sistem Tut Wuri Handayani. Beliau ingin memperbaharui martabat bangsa Indonesia melalui pendidikan bedasar kebudayaan bangsa. Tamansiswa berusaha memadukan sistem pendidikan barat dan pendidikan timur. Dalam perjuangan politik bersama dengan Doewes Dekker dan Ciptomangunkusumo mendirikan Indische Partij.

9. MH. Thamrin

MH. Thamrin merupakan pejuang kemerdekaan dari Betawi yang banyak memberikan andil perjuangan. Diantaranya memperjuangkan kepada pemerintah Belanda untuk di bentuk Dewan Volksraaad, kemudian memprakarsai berdirinya Fraksi Nasional, serta turut membentuk PPKI menjelang Kemerdekaan Indonesia.

10. Jenderal Soedirman

Peletak dasar rohani bagi TNI dan terkenal keuletan, kekuatan serta kebesaran jiwanya. Walaupun sakit Beliau tetap memimpin perang gerilnya pada tahun 1948-1949 untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari rongrongan Tentara Nica Belanda yang ingin menjajah lagi Indonesia.

MASA DEMOKRASI LIBERAL

1. BENDERA NEGARA ISLAM INDONESIA

Negara Islam Indonesia diproklamasikan oleh Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1949 di Jawa Barat. Sebagai bendera Negara yang berasaskan agama nampak gambar Bulan Bintang. Bendera ini disahkan sebagai bendera Negara NII.

2. TEKS PROKLAMASI NII 7 AGUSTUS 1949

NII (NEGARA ISLAM INDONESIA) diproklamasikan oleh Kartosuwiryo Presiden NII pada tanggal 7 Agustus 1949 di Jawa Barat. Meski pusatnya di Jawa Barat, pengaruhnya meluas hingga sampai ke Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan dan Sulawesi. Oleh karena tindakannya yang ingin memecah belah NKRI maka TNI segera bertindak, sehingga pada tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo berhasil tertangkap dan kemudian pada tanggal 16 Agustus 1962 dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Angkatan Darat.

3. KEGANASAN DI/TII

Dalam melaksanakan aksi-aksi makarnya pasukan DI/TII yang berdiri tanggal 7 Agustus 1949 pimpinan Kartosuwiryo sering mengadakan sabotase, perampasan, pembunuhan dan tindakan keji lainnya. Banyak rakyat tak berdosa yang telah menjadi korban keganasannya. Tampak sebuah gerbong kereta api lepas dari rel oleh akibat sabotase yang dilakukan oleh gerombolan DI/TII di Jawa Barat.

4. PASUKAN APRA

APRA muncul di Jawa Barat dipimpin oleh Kapten Reymond Westerling. Mereka menentang dibubarkannya negara Pasundan menuntut diakui sebagai negara pasundan. Tanggal 25 Januari 1950 gerombolan APRA bergerak menuju kota Bandung dengan sasaran markas Devisi Siliwangi. Pasukan APRA pimpinan Westerling menyerbu kota Bandung 23 Januari 1950 jam 06.00 WIB. Mereka berusaha mendirikan pemerintahan sendiri memisahkan diri dari RI.

5. KORBAN KEGANASAN

Pasukan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) terkenal keganasannya yaitu membunuh penduduk sipil tanpa mengenal perikemanusiaan. Akibat dari keganasan pasukan pimpinan Westerling tersebut menyebabkan kerugihan harta, benda bahkan nyawa rakyat yang tak berdosa. Khususnya para anggota Divisi Siliwangi yang kembali ke Jawa Barat setelah pengakuan kedaulatan ditembaki tanpa mengenal peri kemanusiaan oleh pasukan APRA. Tampak akibat dari keganasan pasukan APRA di Jawa Barat.

6. TRIP JATIM DALAM PENUMPASAN APRA

Untuk menumpas pemberontakan APRA yang telah mulai memasuki kota Bandung tanggal 23 Januari 1950, maka pemerintah RIS mengirim bantuan pasukan dari kesatuan polisi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang waktu itu sedang berada di Jakarta. Dalam hal ini para pemuda yang tergabung dalam TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) Kompi I di Jawa Timur tidak tinggal diam dan siap dikirim ke Surabaya, Malang dan selanjutnya ke Jakarta turut serta dalam operasi penumpasan APRA.

7. RAKYAT INDONESIA TIMUR MENDUKUNG RI

Di Makasar pada bulan April 1950 telah meletus pemberontakan yang dipimpin oleh Kapten Andi Aziz. Karena pemberontakan tersebut merupakan penyimpangan dari cita-cita proklamasi maka tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari rakyat terutama di Indonesia timur yang telah sadar bahwa hal itu hanyalah produk dari politik Devide et impera Belanda yang ingin menguasai kembali Republik Indonesia.

8. RAPAT RI – RIS

Tanggal 5 April 1950 hanya tinggal tiga Negara bagian yaitu Republik Indonesia (RI), Negara Indonesia Timur (NTT) dan Negara Sumatra Timur (NST). Guna menanggapi keinginan rakyat untuk kembali ke NKRI maka RIS, NIT, dan NST mengadakan perundingan pada tanggal 13 Mei 1950 untuk membahas tuntutan rakyat tersebut. Setelah RIS mendapat kuasa penuh dari NIT dan NST maka pada bulan Mei 1950 diadakan perundingan antara RI dan RIS. Hasil perundingan adalah “Piagam Persetujuan 19 Mei 1950” yang intinya sepakat kembali ke NKRI.

9. PERNYATAAN KEMBALI KE NKRI

Besarnya antusias rakyat yang dimotori oleh pemuda untuk kembali ke NKRI menyebabkan Negara-negara bagian melebur ke NKRI. Kesepakatan antara NKRI dan RIS diperoleh tentang dibentuknya NKRI diperoleh dalam konferensi tanggal 19 Mei 1950. Setelah disahkan oleh BPKNIP di Yogyakarta dan Senat DPT di Jakarta maka terbentuknya kembali NKRI yang diumumkan 15 Agustus 1950 oleh Presiden Soekarno di Gedung Parlemen RIS di Jalan Benteng Timur Jakarta.

10. PELANTIKAN PRESIDEN NKRI TAHUN 1950

Setelah Negara kembali ke bentuk NKRI, tamatlah riwayat RIS. Dengan demikian Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta kembali masing-masing menjabat Presiden dan Wakil Presiden NKRI. Beliau kemudian disumpah pada tanggal 25 Oktober 1950. Tampak suasana pelantikan Ir. Soekarno dan Drs. M. Hatta masing-masing sebagai presiden dan wakil presiden NKRI.

11. PASUKAN BRIGADE GARUDA MATARAM

Bulan April 1950 di Makasar meletus pemberontakan yang dipimpin oleh kapten Andi Aziz. Untuk menumpasnya pemerinah RIS mengirimkan pasukan ekspedisi dibawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Termasuk dalam ekspedisi ini antara lain Brigade X Garuda Mataram Jawa Tengah dibawah pimpinan Kolonel Suharto.

12. PENUMPASAN RMS

Pada tanggal 25 April 1950 diumumkan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) yang terlepas dari Negara Indonesia Timur dan RIS. Untuk itu TNI segera bertindak

13. DEMO PEMBUBARAN PARLEMEN

Pada tanggal 17 Oktober 1952 terjadi demonstrasi yang menuntut dibubarkannya parlemen. Peristiwa itu di latarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi falam tubuh TNI-AD. Pimpinan angkatan darat menganggap parlemen telah ikut campur dalam urusan intern TNI-AD sehingga menemukan rasa ketidakpuasan dikalangan rakyat dan pemuda. Masalah tersebut baru terselesaikan pada masa kabinet Burhanudin 1955.

14. TANDA GAMBAR PEMILU

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi di dalam negri pada tanggal 29 September 1955 diselanggarakan pemilu untuk memilih anggota DPR dan 15 Desember 1955 untuk memilih anggota constitute. Puluhan partai , organisasi massa dan perorangan turut dalam pemilu tersebut.

15. PROTES TERHADAP PRRI

Masalah otonomi dan pertimbangan keuangan daerah menyebabkan pertentangan antara pemerintah pusat dan daerah sehingga muncul pembentukan dewan-dewan daerah yang ingin mengambil alih pemerintah pusat sehingga puncaknya terjadi pemberontakan PRRI yang diproklamsikan oleh Ahmad Husein 15 Februari 1958. pada tanggal 14 Maret 1958 muncul aksi demonstrasi mengutuk pemberontakan tersebut yang mengarah pada perpecahan NKRI.

16. PENDARATAN PASUKAN TNI DI ULUK KARANG

Pada bulan Juni 1957 di Bukit Tingi berdirilah PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) dibawah pimpinan Safrudin Prawiranegara. Menanggapi hal ini operasi gabungan TNI dengan cepat menguasai keadaan. Pemulihan keadaan dilakukan Operasi Tegas di Riau dibawah pimpinan Letnan Kolonel Achmad Yani, Operasi Merdeka di Sulawesi Utara dibawah pimpinan Letnan Kolonel Rukminto Hendranigrat (adik Latief Hendraningrat) dan Operasi Mena dibawah pimpinan Letnan Kolonel Pietres. Pasukan TNI tiba Ulak Karang daerah Padang pada tanggal 17 April 1958 dalam rangka pemberontakan PRRI prasemesta.

17. PENUMPASAN PERMESTA

Untuk menumpas Pemberontakan PRRO-PERMESTA di Manado tahun 1958 TNI segera menggelar operasi Merdeka dibawah pimpinan Letnan Rukminta Hendraningrat. Dalam operasi tersebut terdapat pasukan khusus dari AL (KKO/Korps Komando). Tampak pasukan KKO yang merupakan pasukan Khusus dari Ankatan Laut sedang menyusuri rawa-rawa Morotai untuk mengejar sisa-sisa Permesta pada tahun 1958.

18. MERDEKA OLEH APRI MANADO 1959

Pada bulan Juni 1957 di Bukit Tinggi berdirilah PRRI di bawah pimpinan Syafrudin Prawiranegara. Permesta pada hari berikutnya mendukung dan bergabung dengan PRRI sehingga gerakan mereka bersama disebut PRRI-PERMESTA di Manado dengan menumpang dewan Manguni yang didirikan 17 Januari 1958 dibawah pimpinan Mayor Somba, Somba dan Sumual. Untuk menumpas PRRI-PERMESTA di Sulawesi Utara ini digelar Operasi Merdeka di bawah pimpinan Letkol Rukminto Hendraningrat. Tampak TNI tiba di Manado untuk menumpas pemberontak PPRI-PERMESTA.

19. KONSEPSI PRESIDEN

Dihadapan pemimpin partai dan tokoh di Istana Merdeka Jakarta tanggal 21 Februari 1957 Soekarno mengemukakan konsepsinya yang dikenal dengan Konsepsi Presiden. Hal ini dilakukan karena keadaan dalam negeri semakin tidak menentu. Tampak rakyat yang memberikan dukungan terhadap konsepsi Presiden di muka Istana Presiden bulan Februari 1957

20. DEMO KEMBALI KE UUD 1945

Lebih dari 2 tahun bersidang Konstituante belum dapat menghasilkan UUD. Suhu politik semakin panas suasana semakin genting sementara pergolakan daerah makin sering terjadi karena masalah ideologi Hal ini menyebkan mucul aksi untuk kembali ke UUD 1945 seperti yang terjadi di bulan Maret 1959 di Istana Negara Jakarta.

MASA PERANG KEMERDEKAAN 1945-1949

1. PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI

Setelah terjadi perdebatan antara golongan muda dan golongan tua maka diambillah putusan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan RI pada tangagal 17 Agustus 1945 dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan karena pernyerahan kekuasaan Jepang kepada sekutu tangagl 14 Agustus 1945

2. TEKS PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI

Sidang Proklamasi yang dibuat oleh Soekarno setelah mendapat masukan dari para tokoh yang menghadiri pertemuan di tumah Laksamana Media di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta kemudian diketik oleh Sayuti Malik

3. MEJA KURSI DAN PERALATAN MINUM BUNG KARNO

Sidang tanggal 16 Agustus 1945, golongan pemuda di bawah Sukarni dan Cherul Saleh mengadakan rapat yang memutuskan untuk menyingkirkan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ke Rengasdengklok, sebuah tempat basis PETA bersenjata yang penduduknya anti Jepang dan propersatuan kekuasaan. Peralatan ini dipergunakan oleh Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sewaktu di Rengasdengklok, Kerawang, Jawa Barat.

4. BUNG TOMO

Bung Tomo lahir di Surabaya pada tanggal 2 Oktober 1920 Sejak 12 Oktober 1945 Bung Tomo mendirikan radio Pemberontak dan bersama dengan teman-temannya mendirikan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI). Pada tanggal 10 Nopember 1945 Bung Tomo Membakar semangat arek-arek Surabaya untuk berjuang melawan sekutu melalui Corong RRI Surabaya sehingga rakyat bertempur sampai titik darah penghabisan. Karier terakhir di TNI AD adalah Mayor Jenderal. Pada tahun 1955 Beliau menjabat sebagai Menteri Urusan Pejuang pada Kabinet Burhanudin Harahap.

Wafat di Arafah arab Saudi saat menunaikan ibadah haji. Kemudian pada tanggal 3 Februari 1983 jenazah dipindahkan ke Pemakaman Ngagel Surabaya Jawa Timur dengan upacara kebesaran militer Irup Menteri Kesra Surono.

5. PERTEMPURAN SURABAYA

Pada tanggal 9 Nopember 1945 berkaitan dengan wafatnya Brigjen Malaby maka Sekutu mengeluarkan ultimatum bahwa setiap pejuang yang membawa senjata harus lapor dan menyerhakan senjatanya ditempat yang ditentukan. Hal tersebut oleh pemuda Surabaya dianggap sebagai suatu penghinaan sehingga ultimatum tidak hiraukannya. Akhirnya meletuslah Pertempuran 10 Nopember 1945 yang membawa korban beribu-ribu pejuang Surabaya. Pemerintah kemudian menetapkan 10 Nopember sebagai hari Pahlawan

6. BANDUNG LAUTAN API

Atas ijin pemerintahan RI Tentara Belanda masuk kota Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. selanjutnya pada tanggal 23 Oktober 1945 Belanda mengultimatum pejuang RI agar Bandung Utara dikosongkan keluar kota kurang lebih 11 km. Akhirnya pejuang kesal dan meninggalkan kota Bandung Utara dengan terlebih dahulu membumihanguskannya pada tanggal 3 Nopember 1945 supaya tidak dimanfaatkan Belanda. Peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan nama Bandung Lautan Api.

7. LAMPUNG GANTUNG

Lampung gantung ini dipakai sebagi alat penerangan di rumah bapak Mertonggolo di Dusun Kajor, Selopamioro, Imogiri, Bantul pada masa revolusi. Dirumah tersebut kegiatan pembuatan (pencetakan) ORI atau Oeang Republik Indonesia khsusnya dalam pembuatan nomor seri berlangsung.

8. PELANTIKAN DEWAN KELASKARAN PUSAT

Rakyat yang tidak masuk dalam TKR berjuang melalui badan-badan kelaskaran dan organisasi-organisasi perjuangan yang lain. Sebagai wadah koordinasi laskar-laskar perjuangan kemudian dibentuk Dewan Kelaskaran Pusat yang dilantik oleh Jenderal Soedirman di Yogyakarta pada tanggal 12 Nopember 1946. Sebagai pimpinan Dewan Kelasakaran pusat Jenderal Soedirman saat acara pelantikan pimpinan Dewan Kelaskaran Pusat pada tanggal 12 November 1946 di Yogyakarta.

9. PIMPINAN DEWAN KELASKAARN PUSAT

Para pimpinan Dewan Kelaskaran Pusat dilantik oleh Pangsar Jenderal Soedirman tanggal 12 Nopember 1946 di Yogyakarta. Tampak para pemimpin Kelaskaran yang tergabung dalam Dewan Kelaskaran Pusat sedang berkumpul bersama untuk mengadakan koordinasi setelah menerima amanat dari Pangsar Soedirman.

10. RADIO PERJUANGAN

Radio Perjuagnan sangat berperan sekali di masa revolusi fisik 1945-1949 karena dipergunakan untuk menyiarkan berita-berita kepada pejuang dan dunia internasional agar memberikan dukungan kepada Republik..

11. LASKAR PUTERI

Pada masa perjuangan mempertahankan kamerdekaan Indonesia 1945-1949 Pemudi tidak ketinggalan dalam tugas suci berperang terhadap Belanda dengan membentuk Laskar Puteri meeka mendapat pendidikan kemiliteran dan cara menggunakan senjata. Salahsatunya adalah Laskar Puteri Solo dibawah Sudiyem serta wakilnya Sayem.

12. LASKAR PUTERI ACEH

Munculnya Badan-Badan Kelaskaran di kalanga puteri juga terjadi di Aceh. Pejuang puteri Aceh membentuk Laskar Peucet aren.

13. KEGIATAN LASKAR PUTERI DI FRONT

Para pemuda puteri tdak ketinggalan dalam mandarma baktnya dalam perjuangannya bagi Indonesia. Melalui masuk dalam anggota kelaskaran mereka turut berjuang digaris depan mupun garis belakang.

14. PELEBURAN LASKAR KE DALAM TNI

Dalam rangka menciptakan suatu barisan pertahanan yang kokoh sentosa, dipandang perlu untuk mempersatukan lascar-laskar perjuangan kedalam tubuh TNI. Maka pada tanggal 3 Juli 1947 segenap badan kelaskaran, baik ynag yang bergabung di Biro Perjuangan maupun yang tidak, mulai saat itu dimasukkan serentak dalam wadah Tentara Nasional Indonesia (TNI).

15. PERALATAN PMI

Walaupun dengan peralatan yang sederhana, namun Palang Merah Indonesia pada masa revolusi fisik memiliki andil yang besar dalam upaya menyelamatkan korba-korban perang baik dari kalangan pejuang maupun dari kalangan masyarakat umum.

16. FOTO KEGIATAN PMI

PMI yang dibantuk pada 17 September 1945. pada tanggal 17 September 1945 kepengurusannya dilengkapi dengan ketua Drs. Moh. Hatta serta ketua pengurus harian Dr. Bungram Martoatmojo.

17. PENGANGKUTAN APWI

Pada tanggal 23 April 1946, Jendral Mayor Sudibyo dan Komodor Suryadi Suryadarma ke Jakarta menghadiri perundingan terakhir tentang pelaksanaan pemulangan tentara Jepang dan pemndahan internian (APWI). Untuk para tawanan Jepang dikumpulkan di Pasuruan dan selanjutnya dipuangkan di Negara asalnya. Pengankutan tersebut dilaksanakan pada tanggal 24 April 1946 dilakukan dengan menggunakan pesawat Dakota dari lapangan terbang Panasan Surakarta dilaksanakan oleh angkatan udara dengan selamat.

18. PEMIMPIN TNI PENGAWAL APWI

Pada tanggal 23 April 1946, Jendral Mayor Sudibyo dan Komodor Suryadi Syuradarma ke Jakarta menghadiri pelaksanaan pemulangan tawanan perang Jepang dan pemindahan interien (APWI). Pengangkutan tersebut dilaksanakan 24 April 1946.

19. SENAPAN LANTAKAN

Senapan ini degunakan pada perang gerilya di Gunung Kidul oleh kesatuan kepolisian Gunung Kidul pada tahun 1948-1949.

20. SENJATA DEMAK IJO

Dalam rangka memenuhi persejataan bagi pejuang Indonesia maka berdirilah Pabrik Senjata Demak Ijo di Yogyakarta dwnga menggunakan bahan sederhana seperti bekas tiang telepon, tiang listrik yang kemudian disulap menjdi senjata. Pabrik ini dipimpin oleh Mayor Aryo Damar, laboratorium dibawah Letnan Barnas dibantu oleh Ir. Yohanes.

21. BARISAN BAMU RUNCING KALISOSOK SURABAYA

Mempertahankan kemerdekaan bukan hanya milik para tentara saja, melainkan seluruh bangsa Indonesia. Para narapidana pun diterjunkan dimedan pertempuran demi mempertahankan tanah airnya, salah satunya adalah barisan bamboo runcing kali sosok Surabaya yang siap mengusir Belanda dar Surabaya.

22. TNI MENGADAKAN PEMBERSIHAN PKI MADIUN

Pada tanggal 18 September 1948 di Madiun meletus pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) tang dipimpin oleh Muso. Menghadapi ini TNI segera bertindak. Di bawah komando Gubernur Militer Semarang, Pati, Madiun Kolonel Gatot Subroto TNI segera mengadakan pembersihan terhadap pemberontak PKI. Gerombolan sisa-sisa PKI dibasmi habis oleh TNI. Pengejaran sisa-sisa PKI Madiun terakhir terjadi di Gunung Lawu.

23. PERUNDINGAN KTN

Pada tanggal 13 Januari 1948 diselenggarakan di Kaliurang yang kemudian terkenal dengan nama Konferensi Kaliurang. Dalam Konferensi tersebut berhasil merumuskan sebuah notulen yang terkenal dengan “Notulen Kaliurang”. Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifuin. Hadir juga Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Pangsar Soedirman, Kolonel Tahi Bonar Simatupang, para menteri anggota delegasi Renville dan anggota komisi teknis serta pimpinan-pimpinan partai. Pihak Belanda mengirim dua orang wakilnya yaitu JHR. Van Vreedenvurg dan Letnan Kolonel Pereire dari General Staf Belanda. Dari KTN dipimpin oleh Frank Graham.

24. PERJANJIAN RENVILLE

Pada tanggal 8 Desember 1947 dimulai perundingan antara Republik Indonesia dengan Belanda yang berlangsung di atas geladak kapal perang Angkatan Laut Amerika USS Renville yang berlabuh di Teluk Jakarta. Perundingan tersebut berakhir pada tanggal 17 Januari 1948 dengan penandatanganan oleh Mr. Amir Sjarifudin sebagai wakil delegasi Republik Indonesia dan Mr. Abdul Kadir Wiryoadmojo sebagai wakil delegasi Belanda. Dari hasil perundingan tersebut makin sempitlah wilayah Republik Indonesia yang hanya meliputi Jawa (Yogyakarta) dan Sumatra sebagian, sehingga banyak menimbulkan pendapat yang pro dan kontra tentang masalah ini. Kapal Renville yang merupakan tempat penyelenggaraan Perundingan Renville yang berakhir pada tanggal 17 Januari 1948.

25. TOPI BAJA DAN REPLIKA GRANAT

Para pejuang menggunakan senjata yang agak modern hanya berasal dari senjata sitaan atau temuan dari tentara Belanda, Jepang atau Inggris. Ini merupakan topi baja dan granat model Inggris.

26. PASUKAN DIVISI SILIWANGI HIJRAH

Sebagai konsekuensi atas persetujuan Renville yang telah ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948, maka TNI yang masih berada di kantong-kantong gerilya Jawa Barat harus ditarik ke daerah Republik Indonesia menurut perjanjian Renville sesuai dengan garis demarkasi Van Mook. Untuk itu maka pada bulan Februari 1948 segera dibentuk Panitia Hijrah yang bertugas mengatur teknis pelaksanaan hijrah. Pasukan Divisi Siliwangi pada bulan Februari 1948 mulai hijrah ke Gombong dan kemudian dilanjutkan sampai ke Yogyakarta.

27. PASUKAN SILIWANGI TIBA DI YOGYAKARTA

Sebagai tindak lanjut dari hasil Persetujuan Renville 17 Januari 1948 maka pasukan TNI yang berada di kantong-kantong gerilya Jawa Barat harus hijrah meninggalkan daerah tersebut untuk masuk ke Jawa Tengah. Sehinggal dikenallah mereka sebagai tentara hijrah. Tampak tentara Hijrah dari Jawa Barat tiba di Stasiun Tugu pada bulan Februari 1948. Mereka menyatu dengan TNI di Yogyakarta untuk bertempur melawan Belanda.

28. SERANGAN UMUM SATU MARET 1949 DI YOGYAKARTA

Setelah berhasil menduduki kota Yogyakarta melalui agresi militer keduanya (19 Desember 1948), Belanda selalu menyebarkan kabar bohong tentang hancurnya RI. Melalui siaran radio di Kratom, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mendengar hal itu. Sehubungan dengan akan diangkatnya masalah RI – Belanda di sidang DK PBB maka muncul ide Sri Sultan HB IX untuk mengadakan serangan besar-besaran terhadap kota Yogyakarta pada siang hari yang pelaksanaannya diserahkan kepada Letkol Soehartio untuk daerah dalam kota Yogyakarta. Serangan tersebut mengandung kemenangan politis yang luar biasa yang mampu melapangkan jalan menuju pengakuan kedaulatan 1949.

29. GERILYAWAN YOGYAKARTA

Ketika Yogyakarta tajuh ke tangan Belanda melalui agresi militernya yang kedua tanggal 19 Desember 1948, TNI dan rakyat gerilyawan di bawah pimpinan Panglima Besar Jenderal Soedirman tetap mengadakan perlawanan secara bergilya. Desa-desa, gunung-gunung dan hutan-hutan menjadi markas mereka yang selalu berpindah-pindah. Mereka baru masuk ke kota setelah Belanda ditarik mundur dari Yogyakarta sebagai realisasi dari persetujuan Roem Royen. Tampak gerilyawan Yogyakarta yang setia pada Kemerdekaan Indonesia.

30. NAMPAN DAN KAPSTOK

Benda-benda ini merupakan bukti material dari sepenggal sejarah perjuangan di Kabupaten Kulon Progo. Benda-benda tersebut pernah dipergunakan oleh Letkol Soeharto (Komandan Wehrkreise III) dan sebagian pasukannya oada saat bermarkas di rumah bapak Padmodiharjo di Palihan, Palihan, Temon, Kulon Progo selama kurang lebih 6 hari pada masa perjuangan tahun 1948-1949.

31. LONGSONG MORTIR

Longsong mortar ini ditemukan di daerah Palihan, Palihan, Temon Kulon Progo. Merupakan bukti material perjuangan pada tahun 1948-1949 di daerah Kulon Progo.

32. BELANDA MENINGGALKAN KOTA YOGYAKARTA

Sebagai tindak lanjut dari persetujuan antara Indonesia-Belanda (Persetujaun Roem Royen). Untuk itu pasukan Belanda harus segera ditaarik dari Yogyakarta guna mendukung pengembalian pemerintah ke Yogyakarta. Penarikan mundur tentara Belanda dimulai pada tangal 24 Juni 1949 dari Kota Wonosari. Secaar bertahap penarikan tentara Belanda dilakukan di daerah-daerah dimana mereka bermarkas. Pada tanggal 29 Juni 1949 Tentara Belanda terakhir meninggalkan Kota Yogyakarta.

33. TNI WK III KEMBALI KE KOTA YOGYAKARTA

Keberhasilan Serangan Umum 1 Maret 1949 menyebabkan diadakannya pertemuan kembali antara RI-Belanda yang kemudian pertemuan kembali antara Roem-Royen yang berhasil ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949. hasil dari persetujuan tersebut antara lain dikembalikannya pemerintah ke Yogyakarat. Untuk itu tentara Belanda harus ditarik mundur dari Yogyakarta yang diikuti dengan masuknya TNI ke dalam Kota Yogyakarata pada bulan Juni 1949. Tamapik TNI yang berada di daerah gerilya akhirnya kembali ki Yogyakarat.

34. PENARIKAN BELANDA DARI YOGYAKARAT

Sebagai tindak lanjut dari hasil Persetujuan Roem Royen 7 Mei 1949 dikembalikannya pemerintahan ke Yogyakarta. Oleh kerena itu Kota Yogyakarta harus dikosongkan dari Tentara Belanda. Sehingga Tentaara Belanda harus ditarik keluar dari Kota Yogyakarta. Penarikan Mundur Tentara Belanda diawali pada tanggal 24 Juni 1949. Tampak Letnan Wiyogo didampingi oleh Sri Paku Alam melaporkan kepada Kolonel Soeharta Bahwa Yogyakarta bagian utara telah selesai diduduki oleh pasukan TNI.

35. PEMIMPIN NEGARA KEMBALI KE YOGYAKARTA

Sehubungan dengan hasil persetujuan Roem Royen tentang pengembalian pemerintahan ke Yogyakarta, maka setelah kurang lebih 7 bulan di pengasingan (Bangka) sejak 19 Desember 1949, pada atnggal 6 Juli 1949 para pemimpin negara tiba di lapangan udara Maguwo (sekarang Adisucipto) Yogyakarta. Antara lain Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim, dan para pemimpin lainya. Mereka disambut oleh Menteri Negara Koordinator Keamanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Tampak Sri Sultan HB IX duduk berdampingan dengan Presiden Soekarno dalam satu Mobil setelah tiba di Maguwo dari pengasingannya oleh Belanda , pada bulan Juli 1949.

36. PANGSAR JENDERAL SOEDIRMAN MASUK KOTA

Setelah selama 7 bulan mengadakan perang Geriliya dari Desember 1948 sampai dengan Juli 1949 maka pada tanggal 10 Juli 1949 kembali dari gerilya memasuki kota Yogyakarta dengan ditandu disertai para pengawal dan prajuritnya. Setibanya di Yogyakarat kemudian menuju Alun alun Utara untuk menerima penghormatan militer.

37. PERUNDINGAN KMB

Sebagai tindak lanjut dari Roem Royen Statemen maka masalah RI-Belanda segera dibahas dalam KMB (Konperensi Meja Bundar) yang berlangsung tanggal 23 Agustus – 2 Nopember 1949. hasil terpenting dari Konperensi tersebut bahwa akan adanya pengakuan kedaualtan RI oleh Belanda, yang kemudian hal itu terjadi pada tanggal 27 Desember 1949. Tampak Konperensi Meja Bundar sedang berlangsung di Riderzaal Den Haag.

38. PENANDATANGANAN PENGAKUAN KEDAULATAN

Hasil terpenting dari diselenggarakannya KMB (Konperensi Meja Bundar) tanggal 23 Agustus – 2 Nopember 1949 adalah adanya pengakuan kedaulatan RIS oleh Belanda. Selanjutnya pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan baik di Jakarta maupun di Nederland. Di Jakarta dilakukan oleh Sri Sultan HB IX sebagai wakil RIS dan AHJ. Lovink sebagai wakil Nederland. Tampak saat dilakukan penandatangan naskah pengakuan kedaulatan di Jakarta pada atnggal 27 Desember 1949.

PENDUDUKAN JEPANG

1. PENYERAHAN BELANDA KEPADA JEPANG DI KALIJATI

Oleh kerena serangan Jepang yang dating mendadak dan dahsyat maka pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati yang masing-masing diwakili oleh Ter Poorten dan Imamura. Peristiwa ini menandai babak baru dalam sejarah perjuangan pemuda Indonesia. Sejak peristiwa tersebut Indonesia berada di bawah penjajahan Jepang selama kurang lebih tiga setengah tahun. Tampak saat penandatanganan naskah perjanjian di Kalijati, Subang, Jawa Barat.

2. LETJEN IMAMURA

Letjen Imamura adalah pimpinan Tentara Jepang yang mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda di Kalijati tanggal 8 Maret 1942.

3. KEDATANGAN TENTARA JEPANG DI PALEMBANG

Setelah mengadakan serangan terhadap Pearl Harbour 8 Desember 1941 laju infasi Jepang bagaikan tak terbendung lagi. Ke arah barat dengan sasaran Malaya dan Sumatra. Pasukan Jepang kemudian dibagi dua. Sebagian terus menyerbu Singapura dan sebagian menyerbu Palembang untuk menyelamatkan sumber-sumber minyak yang menurut rencana akan dibumihanguskan. Tampak tentara Jepang sedang menduduki Kota Palembang 1942.

4. KEDATANGAN TENTARA JEPANG DI SABANG

Setelah mengadakan serangan terhadap Pearl Harbour 8 Desember 1941 laju infasi Jepang bagaikan tak terbendung lagi. Ke arah barat dengan sasaran Malaya dan Sumatra. Untuk Sumatra sebagai sasarannya adalah sumber-sumber minyak yang merupakan bahan penting sebagai pendukung aksi ekspansinya. Karena serangan yang begitu mendadak maka Belanda tidak sempat mengadakan perlawanan. Tampak Tentara Jepang mendarat di Sabang untuk kemudian menguasai dan mengambil alih wilayah Sumatra Utara dari tangan Belanda tanpa melalui perlawanan yang berarti.

5. BARISAN PEMUDA INDONESIA RAYA

Pada masa pendudukan militer Jepang di Indonesia didirikan organisasi pemuda dengan nama Barisan Pemuda Indonesia Raya tidak lain hanya untuk mengambil hati bangsa Indonesia agar kedatangannya diterima dan menimbulkan persepsi persahabatan, walaupun setelahnya Jepang bertindak lebih kejam dari penjajah sebelumnya.

6. SEINEN KURENSYO

Seinen Kunrensyo adalah Barisan Pemuda yang dilatih secara militer sebelum terbentuknya Keibodan dan Seinendan. Mereka dididik cara menggunakan senjata, berbaris, taiso serta kegiatan militer lain dengan maksud untuk membantu Jepang dalam Perang Dunia II.

7. LATIHAN TAISO

Pemuda-pemuda pelajar sedang berlatih Taiso (Olah Raga/Senam). Setiap pagi sebelum pelajaran para pemuda pelajar oleh pemerintahan militer Jepang dilatih baris-berbaris, senam serta kewajiban menghormat Dewa Matahari dengan cara membungkukkan badan dalam-dalam ke arah timur laut dengan mengucap Seikeirei.

8. ROMUSHA

Untuk memenuhi kepentingan militer Jepang dalam membuat lapangan terbang, gua-gua persembunyian, jalan raya, maka dibentuklah “Prajurit Pekerja Sukarela” atau Romuha pada tahun 1943. Di daerah Yogyakarta disebut Norokaryo. Banyak diantara pemuda dan rakyat yang menjadi korban dari kasus “Narakarya” ini. Kebanyakan mereka dikirim ke luar Jawa antara lain ke Birma, Banten dan Borneo dan pulang hanya tinggal nama. Untuk mengatasi hal ini maka Sri Sultan HB IX menyiasatinya dengan mengadakan proyek pembangunan Selokan Mataram yang mampu menyelamatkan ribuan rakyat Yogyakarta dari praktek Romusha Jepang.

9. PEMBERONTAKAN PETA

Diketahuinya rencana perlawanan PETA di Blitar (14 Februari 1945) oleh pihak Jepang sehingga menyebabkan 55 anggota PETA lainnya tertangkap. Pada tanggal 16 April 1945 mereka diadili di Pengadilan Militer Jepang di Jakarta. Hasil siding Budancho R. Muradi, Budancho Halim Mangkudidjaja, Eisei Chudancho Dr. Ismail, Shodancho Suparjono, Budancho Sudarmo dan Shikihancho Sumanto dihukum mati. Sedangkan lainnya dipenjara di Penjara Cipinang Jakarta. Diduga Supriyadi terlebih dulu telah dibunuh oleh Jepang.

10. PIMPINAN PEMBERONTAKAN PETA

Supriyadi lahir pada tanggal 13 April 1923 di Trenggalek, Jawa Timur. Pada bulan Oktober 1943 Supriyadi masuk sebagai Tentara Pembela Tanah Air (PETA). Setelah selesai di pendidikan PETA Supriyadi diangkat sebagai Sodancho di daerah Blitar dan mendapat tugas mengawasi pekerjaan Romusha yang sangat menyedihkan. Karena itu timbul rencana untuk memberontak (14 Pebruari 1945) namun dapat diketahui oleh Jepang, maka pemberontakan gagal. Pada tanggal 16 April 1945 mereka diadili di Pengadilan Militer Jepang di Jakarta. Hasil sidang Budancho R. Muradi, Budancho Halir Mangkudidjaja, Eisei Chudancho Dr. Ismail, Shodancho Suparjono, Budancho Sudarmo dan Shikihancho Sumanto dihukum mati. Sedangkan lainnya dipenjara di Penjara Cipinang Jakarta. Diduga Supriyadi terlebih dulu telah dibunuh oleh Jepang.

MASA PERWUJUDAN IDENTITAS NASIONAL

1. GEDUNG SUMPAH PEMUDA

Gedung Sumpah Pemuda (Indonesia Club-Gebouw) merupakan gedung tempat dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggala 28 Oktober 1928 di Jakarta. Sekarang bangunan yag terletak di jalan Keramat Raya No. 106 Jakarta ini tetap dilestarikan sebagai bangunan bersejarah dan difungsikan sebagai museum khusus sejarah perjuangan nasional dengan nama Museum Sumpah Pemuda.

2. PUTUSAN KONGRES PEMUDA II

Sebagai manifestasi persatuan pemuda II yang berlangsung tanggal 26-28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Club Gebouw Jl. Kramat Jakarta (Museum Sumpah Pemuda). Dihadiri oleh 9 pemuda dan sejumah tokoh politik termasuk Sukarno, Sartono dan Sunaryo. Kongres diketuai oleh Sugondo Joyo-Puspito. Adapun hasil kongres yang paling terkena adalah rumusan Sumpah Pemuda. Piagam ini berisi ikrar keuletan para pemuda Indonesia bahwa bertanah air, berbangsa dan berbahasa yang satu yaitu Indonesia.

3. PENCIPTA LAGU INDONESIA RAYA

Wage Rudolf Supratman lahir tanggal 19 Maret 1903 di Jatinegara, Jakara. Adanya tulisan dalam majalah timbul di Jakarta yang menentang para pencipta lagu Insonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan, maka atas jerih payahnya maka pada tahun 1924 terciptalah lagu Indonesia Raya yang kemudian dinyanyikan pada saat penutupan kongres pemuda II pada tanggal 28 Oktober di Jakarta. Sebagai seorang tokoh Nasionalis WR. Supratman wafat pada tanggal 17 Agustus 1938 di Surabaya, atas jasanya pemerintah menganugrahkan Bintang Mahapautra Utama.

4. PESERTA KONGRES PEMUDA II

Kongres Pemuda II yang berlangsung pada tahun 1928 marupakan kristalisasi dari nasionalisme yang lahir dibidani oleh Boedi Uetomo. Dengan menanggalkan artribut kebhiniekaan para pemuda dari organisasi kedaerahan menyatakan tekadnya dalam satu kesatuan bahasa, bangsa, dan tanah air Indonesia.

5. PANITIA KONGRES PEMUDA II

Kongres Pemuda II tanggal 27-28 Oktober 1928 merupakan wujud dari manifestasi rasa persatuan dan kesatuan Pemuda Indonesia. Tokoh yang hadir dalam kongres antara lain Sugondo Joyo Puspito (ketua kongres), M.Yamin (sekretaris, perumus ikrar pemuda), Abu Hanifah, WR Supratman Sukarjo Wiryopranoto, Kuncoro Purbopranoto, M.H Thamrin. Hasil terpentinge dalam kongres yaitu tercetusnya Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928) yang berisi antara lain satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yaitu Indonesia.

6. PEMBUBARAN JONG JAVA

Jong Java yang semula bernama Trikhoro Darmo yang didirikan pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta. Anggotanya kebanyakan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena sifat jawanya yang sangat menonjol maka tahun 1918 dirubah menjadi Jong Java yang merupakan persatuan jawa raya.dalam kongresnya ke XII di Semarang 23-29 Desember 1928 memutuskan mengadakan fusi dengan organisasi-organisasi kedaerahan lain dalam Indonesia Muda.

7. GAPI (GABUNGAN POLITIK INDONESIA)

GAPI berdiri bulan Mei 1939 akibat penolakan Belanda atas Pestisi Soetarjo tahun 1938 yang telah disetujui oleh Volksraad. Anggota GAPI antara lain Parinda, Gerindo, Pasundan, Persatuan Minahasa, PSII dan PII (pecahan PSII), Perhimpunan Politik Katholik Indonesia. Secretariat bersama diketuai oleh Abikusno (PSII) dibantu oleh MH. Thamrin (Parinda) dan Amir Syarifudin (Gerindo). Tuntutan dari GAPI ini sangat terkenal adalah Indonesia berpalemen.