MASA AWAL KEBANGKITAN NASIONAL
Sebagai akibat politik etis yang didalamnya terkandung usaha memajukan pengajaran , pada dekade pertama abad XX anak-anak Indonesia mengalami hambatan kekurangan dana belajar. Maka Dr. Wahidin Sudirohusodo berusaha menghimpun dana dengan mendirikan yayasan Bea Siswa (Studie-fonds) tahun 1906. Pada tahun 1906-1907 melakukan propaganda keliling Jawa. Ketika berada di Jakarta Beliau bertemu dengan Sutomo, seorang mahasiswa School Tot Opleiding Voor Inlandsche Arsten (STOVIA). Ide ini dikembangkan oleh Sutomo, kemudian pada tanggal 20 Mei 1908 Sutomo dan rekan-rekannya mendirikan Budi Utomo (BU) di Jakarta. Berdirinya BU menandai perkembangan baru dalam sejarah Pergerakan Bangsa Indonesia. Van Deventer berkomentar, “India, negeri cantik jelita yang selama ini tidur nyenyak, kini telah bangkit”. (India berarti Indonesia). Sementara Pers Belanda mengomentari berdirinya BU dengan kata “Java vooruit” (Jawa maju!) dan “ Java onwaakt” (Jawa bangkit!). BU merupakan pergerakan modern yang pertama walaupun sebenarnya masih bersifat kedaerahan. Namun kemudian mempelopori berdirinya perkumpulan modern yang lain. Disamping itu arah perkembangan pergerakan ini juga nasional. Organisasi ini dapat dipandang secara simbolis sebagai pergerakan nasional menentang penjajah sejak awal mula, melambangi kebangkitan nasional. Maka tanggal berdirinya BU selalu diperingati oleh Bangsa Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Pada mulanya BU hanyalah merupakan pergerakan sosial kultural, yang bertujuan membangun masyarakat Jawa-Madura secara harmonis. Di samping itu karena sifatnya sebagai pergerakan perintis, sifat sosial kultural itu memang terpaksa dipilihnya karena pasal 111 Regerings Reglement (RR) melarang berdirinya perkumpulan politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar