Have an account?

Selasa, 23 Maret 2010

MASA DEMOKRASI LIBERAL

1. BENDERA NEGARA ISLAM INDONESIA

Negara Islam Indonesia diproklamasikan oleh Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1949 di Jawa Barat. Sebagai bendera Negara yang berasaskan agama nampak gambar Bulan Bintang. Bendera ini disahkan sebagai bendera Negara NII.

2. TEKS PROKLAMASI NII 7 AGUSTUS 1949

NII (NEGARA ISLAM INDONESIA) diproklamasikan oleh Kartosuwiryo Presiden NII pada tanggal 7 Agustus 1949 di Jawa Barat. Meski pusatnya di Jawa Barat, pengaruhnya meluas hingga sampai ke Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan dan Sulawesi. Oleh karena tindakannya yang ingin memecah belah NKRI maka TNI segera bertindak, sehingga pada tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo berhasil tertangkap dan kemudian pada tanggal 16 Agustus 1962 dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Angkatan Darat.

3. KEGANASAN DI/TII

Dalam melaksanakan aksi-aksi makarnya pasukan DI/TII yang berdiri tanggal 7 Agustus 1949 pimpinan Kartosuwiryo sering mengadakan sabotase, perampasan, pembunuhan dan tindakan keji lainnya. Banyak rakyat tak berdosa yang telah menjadi korban keganasannya. Tampak sebuah gerbong kereta api lepas dari rel oleh akibat sabotase yang dilakukan oleh gerombolan DI/TII di Jawa Barat.

4. PASUKAN APRA

APRA muncul di Jawa Barat dipimpin oleh Kapten Reymond Westerling. Mereka menentang dibubarkannya negara Pasundan menuntut diakui sebagai negara pasundan. Tanggal 25 Januari 1950 gerombolan APRA bergerak menuju kota Bandung dengan sasaran markas Devisi Siliwangi. Pasukan APRA pimpinan Westerling menyerbu kota Bandung 23 Januari 1950 jam 06.00 WIB. Mereka berusaha mendirikan pemerintahan sendiri memisahkan diri dari RI.

5. KORBAN KEGANASAN

Pasukan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) terkenal keganasannya yaitu membunuh penduduk sipil tanpa mengenal perikemanusiaan. Akibat dari keganasan pasukan pimpinan Westerling tersebut menyebabkan kerugihan harta, benda bahkan nyawa rakyat yang tak berdosa. Khususnya para anggota Divisi Siliwangi yang kembali ke Jawa Barat setelah pengakuan kedaulatan ditembaki tanpa mengenal peri kemanusiaan oleh pasukan APRA. Tampak akibat dari keganasan pasukan APRA di Jawa Barat.

6. TRIP JATIM DALAM PENUMPASAN APRA

Untuk menumpas pemberontakan APRA yang telah mulai memasuki kota Bandung tanggal 23 Januari 1950, maka pemerintah RIS mengirim bantuan pasukan dari kesatuan polisi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang waktu itu sedang berada di Jakarta. Dalam hal ini para pemuda yang tergabung dalam TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) Kompi I di Jawa Timur tidak tinggal diam dan siap dikirim ke Surabaya, Malang dan selanjutnya ke Jakarta turut serta dalam operasi penumpasan APRA.

7. RAKYAT INDONESIA TIMUR MENDUKUNG RI

Di Makasar pada bulan April 1950 telah meletus pemberontakan yang dipimpin oleh Kapten Andi Aziz. Karena pemberontakan tersebut merupakan penyimpangan dari cita-cita proklamasi maka tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari rakyat terutama di Indonesia timur yang telah sadar bahwa hal itu hanyalah produk dari politik Devide et impera Belanda yang ingin menguasai kembali Republik Indonesia.

8. RAPAT RI – RIS

Tanggal 5 April 1950 hanya tinggal tiga Negara bagian yaitu Republik Indonesia (RI), Negara Indonesia Timur (NTT) dan Negara Sumatra Timur (NST). Guna menanggapi keinginan rakyat untuk kembali ke NKRI maka RIS, NIT, dan NST mengadakan perundingan pada tanggal 13 Mei 1950 untuk membahas tuntutan rakyat tersebut. Setelah RIS mendapat kuasa penuh dari NIT dan NST maka pada bulan Mei 1950 diadakan perundingan antara RI dan RIS. Hasil perundingan adalah “Piagam Persetujuan 19 Mei 1950” yang intinya sepakat kembali ke NKRI.

9. PERNYATAAN KEMBALI KE NKRI

Besarnya antusias rakyat yang dimotori oleh pemuda untuk kembali ke NKRI menyebabkan Negara-negara bagian melebur ke NKRI. Kesepakatan antara NKRI dan RIS diperoleh tentang dibentuknya NKRI diperoleh dalam konferensi tanggal 19 Mei 1950. Setelah disahkan oleh BPKNIP di Yogyakarta dan Senat DPT di Jakarta maka terbentuknya kembali NKRI yang diumumkan 15 Agustus 1950 oleh Presiden Soekarno di Gedung Parlemen RIS di Jalan Benteng Timur Jakarta.

10. PELANTIKAN PRESIDEN NKRI TAHUN 1950

Setelah Negara kembali ke bentuk NKRI, tamatlah riwayat RIS. Dengan demikian Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta kembali masing-masing menjabat Presiden dan Wakil Presiden NKRI. Beliau kemudian disumpah pada tanggal 25 Oktober 1950. Tampak suasana pelantikan Ir. Soekarno dan Drs. M. Hatta masing-masing sebagai presiden dan wakil presiden NKRI.

11. PASUKAN BRIGADE GARUDA MATARAM

Bulan April 1950 di Makasar meletus pemberontakan yang dipimpin oleh kapten Andi Aziz. Untuk menumpasnya pemerinah RIS mengirimkan pasukan ekspedisi dibawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Termasuk dalam ekspedisi ini antara lain Brigade X Garuda Mataram Jawa Tengah dibawah pimpinan Kolonel Suharto.

12. PENUMPASAN RMS

Pada tanggal 25 April 1950 diumumkan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) yang terlepas dari Negara Indonesia Timur dan RIS. Untuk itu TNI segera bertindak

13. DEMO PEMBUBARAN PARLEMEN

Pada tanggal 17 Oktober 1952 terjadi demonstrasi yang menuntut dibubarkannya parlemen. Peristiwa itu di latarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi falam tubuh TNI-AD. Pimpinan angkatan darat menganggap parlemen telah ikut campur dalam urusan intern TNI-AD sehingga menemukan rasa ketidakpuasan dikalangan rakyat dan pemuda. Masalah tersebut baru terselesaikan pada masa kabinet Burhanudin 1955.

14. TANDA GAMBAR PEMILU

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi di dalam negri pada tanggal 29 September 1955 diselanggarakan pemilu untuk memilih anggota DPR dan 15 Desember 1955 untuk memilih anggota constitute. Puluhan partai , organisasi massa dan perorangan turut dalam pemilu tersebut.

15. PROTES TERHADAP PRRI

Masalah otonomi dan pertimbangan keuangan daerah menyebabkan pertentangan antara pemerintah pusat dan daerah sehingga muncul pembentukan dewan-dewan daerah yang ingin mengambil alih pemerintah pusat sehingga puncaknya terjadi pemberontakan PRRI yang diproklamsikan oleh Ahmad Husein 15 Februari 1958. pada tanggal 14 Maret 1958 muncul aksi demonstrasi mengutuk pemberontakan tersebut yang mengarah pada perpecahan NKRI.

16. PENDARATAN PASUKAN TNI DI ULUK KARANG

Pada bulan Juni 1957 di Bukit Tingi berdirilah PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) dibawah pimpinan Safrudin Prawiranegara. Menanggapi hal ini operasi gabungan TNI dengan cepat menguasai keadaan. Pemulihan keadaan dilakukan Operasi Tegas di Riau dibawah pimpinan Letnan Kolonel Achmad Yani, Operasi Merdeka di Sulawesi Utara dibawah pimpinan Letnan Kolonel Rukminto Hendranigrat (adik Latief Hendraningrat) dan Operasi Mena dibawah pimpinan Letnan Kolonel Pietres. Pasukan TNI tiba Ulak Karang daerah Padang pada tanggal 17 April 1958 dalam rangka pemberontakan PRRI prasemesta.

17. PENUMPASAN PERMESTA

Untuk menumpas Pemberontakan PRRO-PERMESTA di Manado tahun 1958 TNI segera menggelar operasi Merdeka dibawah pimpinan Letnan Rukminta Hendraningrat. Dalam operasi tersebut terdapat pasukan khusus dari AL (KKO/Korps Komando). Tampak pasukan KKO yang merupakan pasukan Khusus dari Ankatan Laut sedang menyusuri rawa-rawa Morotai untuk mengejar sisa-sisa Permesta pada tahun 1958.

18. MERDEKA OLEH APRI MANADO 1959

Pada bulan Juni 1957 di Bukit Tinggi berdirilah PRRI di bawah pimpinan Syafrudin Prawiranegara. Permesta pada hari berikutnya mendukung dan bergabung dengan PRRI sehingga gerakan mereka bersama disebut PRRI-PERMESTA di Manado dengan menumpang dewan Manguni yang didirikan 17 Januari 1958 dibawah pimpinan Mayor Somba, Somba dan Sumual. Untuk menumpas PRRI-PERMESTA di Sulawesi Utara ini digelar Operasi Merdeka di bawah pimpinan Letkol Rukminto Hendraningrat. Tampak TNI tiba di Manado untuk menumpas pemberontak PPRI-PERMESTA.

19. KONSEPSI PRESIDEN

Dihadapan pemimpin partai dan tokoh di Istana Merdeka Jakarta tanggal 21 Februari 1957 Soekarno mengemukakan konsepsinya yang dikenal dengan Konsepsi Presiden. Hal ini dilakukan karena keadaan dalam negeri semakin tidak menentu. Tampak rakyat yang memberikan dukungan terhadap konsepsi Presiden di muka Istana Presiden bulan Februari 1957

20. DEMO KEMBALI KE UUD 1945

Lebih dari 2 tahun bersidang Konstituante belum dapat menghasilkan UUD. Suhu politik semakin panas suasana semakin genting sementara pergolakan daerah makin sering terjadi karena masalah ideologi Hal ini menyebkan mucul aksi untuk kembali ke UUD 1945 seperti yang terjadi di bulan Maret 1959 di Istana Negara Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar