FOTO
KOLEKSI RELIEF SEJARAH PERJUANGAN
Koleksi berupa relief ini secara kronologis menceritakan peristiwa sejarah sejak dari masa lahirnya Budi Utomo sampai dengan masa bersatunya lagi pemerintahan RI yaitu dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Perlawanan yang terjadi sekitar tahun 1926/1927 yang mengakibatkan para pemimpin di buang ke Digul dan Tanah Merah Irianjaya.
7. Lahirnya PNI
GAPI berusaha untuk mempersatukan partai-partai politik di
Perang Dunia II meletus pada tahun 1939. di Asia ditandai dengan munculnya kekuatan baru Jepang denagn konsep ATR ingin menguasai
Pemerintah militer Jepang terkenal dengan kekejamannya. Perlawanan rakyat terhadap penindasan dan kekejaman Jepang muncul di Tasikmalaya, Ach, Indramayu dan Blitar. Kekejaman Jepang terlihat fasilitas lapangan terbang, jembatan, gua persembunyian dan fasilitas militer lainnya.
Bom atom dijatuhkan oleh Sekutu di Nagasaki dan Hiroshima pada tanggal 6 dan 14 Agustus 1945 untuk mengakhiri perang dunia II. Akhirnya Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945 menyerah kepada tentara Sekutu. Bangsa
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dilakukan di Pengangsaan Timur 56 Jakarta setelah melalui perdebatan karena perbedaan pendapat antara golongan pemuda dan golongan tua yang diakhiri dengan penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok. Bung Karno membacakan teks proklamasi di Pegangsaan Timur 56 Jakarta dalam suasana haru.
Gema Proklamasi kemerdekaan sampai di seluruh tanah air dan memperolah sambutan meriah dari rakyat
Proklamasi Kemerdekaan yang telah dikumandangkan disambut dengan gerakan pengambilalihan kekuasaan dan senjata dari tentara Jepang oleh rakyat
Pada tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato Surabaya sekelompok pemuda rakyat bersatu menguasai hotel untuk kemudian menurunkan Bendera Tri Warna Belanda diganti dengan Sang Merah Putih. Dalam inseden ini banyak menelan korban dari piah tentara kita mampu dari pihak Belanda.
Sebagai sebuah Negara yang sedang merdeka sangat deperlukan adanya tentara. Oleh karena itu dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat dapa tanggal 5 Oktober 1945. TKR merupakan hasil peleburan dari Heiho, Peta, KNIL dan laskar-laskar perjuangan Komando tertinggi dibawah pimpinan Jenderal Soederman dan Letjen Oerip Soemodihardjo.
Kongres Pemuda
Untuk pertama kalinya BPKNIP sebagai badan pengganti tugas MPR sebelum MPR terbentuk mengadakan sidang pada tangal 28 Februari 1946 di Solo. Tugas badan ini hanya bersifat sementara menggantikan MPR karena kondisi belum memungkinkan untuk membentuknya. Seluruh kegiatan baru diarahkan kepada usaha mempertahankan kemerdekaan.
22. Perpindahan Ibukota RI ke
Perlawanan rakyat
Pada tanggal 13 Maret 1946 sebagi bukti bahwa rakyat Indonesia telah mampu bernegara dengan bernagai usaha maka didirikanlah Perguruan Gadjah Mada yang merupakan gabungan dari tiga perguruan tinggi di Yogyakarta, Klaten dan Solo. Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyediakan tempat Pagelaran Kraton sebagai kampusnya. Perguruan ini merupakan perguruan pertama yang berdiri setelah
Sebagai upaya untuk menguasai lagi
Politik Diplomasi merupakan bagian dari cara-cara mempertahankan kemerdekaan pada masa awal berdirinya RI. Hal itu dilakukan karena kekuatan tentara kita belum memadai untuk melawan tentara Belanda. Di antaa politik diplomasi itu adalah Pejanjian Linggarjati, Renville, Roem Royen dan KMB. Semuanya sangat membantu dalam perjuangan
TNI mendapat kepercayaan dari dunia Internasional melalui PBB untuk mengangkut para tawanan perang baik orang Belanda maupun Jepang dan tentaranya untuk dikembalikan ke negara asalnya. Dalam hal ini TNI membantu mengangkut mereka dari daerah sampai ke
Setelah berhasil mendaratkan pasukannya ke beberapa
Untuk pertama kali setelah kemerdekaan
Pekan Olah raga 1 diadakan di
Setelah Agresi Militer Belanda pertama berakhir tanggal 4 Agustus 1947 maka dilaksanakan Perjanjian Renville. Namun perjanjian ini justru semakin menguntungkan Belanda. Belanda masih belum puas dan ingin meluaskan wilayahnya lagi sehingga dilakuakn Agresi Militer kedua. Agresi diawali dengan pemboman terhadap lapangan terbang Maguwo dan menangkap para pemimpin Negara. Sehingga presiden Soekarno menunjuk Mr. Syafrudin Prawiranegara untuk menjalankan pemerintahan darurat di Bukit Tinggi Sumatera Barat.
Karena adanya agresi militer II Belanda maka
Belanda tidak bisa berkutik lagi setelah tidak mendapat dukungan internasional. Sehingga dengan terpaksa Belanda harus mengakui kemerdekaan
Dengan kembalinya
Pada tanggal 2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda di mana pihak kita diwakili oleh Drs. Moh. Hatta dalam perundingan itu dispakati bahwa
Berkat perjuangan bersama antara tentara rakyat dan gerilya serta perjanian-perjanian atau diplomasi maka berhasil pulalah kita mempertahankan negara Proklamasi walaupun harus membayar dengan pengorbanan baik harta belanda, maupun jiwa dari bangsa
Hasil dari perjanjian KMB adalah pembentukan negara RIS. RIS adalah sebagai media untuk menuruti keinginan Belanda semata karena kemudian RIS inipun dibubarkan dan kembali menajdi negara kesatuan.
KOLEKSI PATUNG KEPALA PAHLAWAN NASIONAL
Sultan Hasannudin adalah Raja Makasar yang memerintah tahun 1654-1669 dengan gigih melawan VOC yang ingin memonopoli hasil rempah-rempah di Indonesia bagian timur. Dengan pecahnya Perang Makasar yang diakhiri dengan Perjanjian Bongaya tahun 1669 Sulatan Hasannudin terpaksa mengakui kekuasaan Kompeni.
Pattimura merupakan bekas prajurit Belanda, namun kemudian membelot melawan Belanda. Matulesi bertempur untuk membuat Benteng Durstede di Saparua dan berhasil memperoleh kemenangan menjadikan semangat juang rakyat menjadi semakin menyala-nyala. Dalam peperangannya dia selalu didampingi oleh adiknya Johanes Matulesi dan anaknya Christina Martha Tiahahau.
Adalah seseorang bangsawan dari Kraton Mataram yang gigih melawan Belanda. Peperangan berlangsung sampai
Tuanku Imam Bonjol adalah pemimpin perang Padri di Sumatra Barat pada tahun 1821-1837. semula merupakan Perang antar golongan yaitu golongan pembaharu di
Adalah pejuang Aceh yang gigih melawan Belanda. Semula ia seorang bekas tentara Belanda yang membelot dan dengan gagah berani melawan Belanda. Perang Aceh berlangsung pada tahun 1873-1904 suatu peperangan yang berlarut-larut. Ia selalu di dampingi oleh istrinya Cut Nyak Dien. Perang Aceh mampu bertahan lama karena kepemimpinan Ulama, daerah yang berbukit-bukit, serta semangat Perang Jihad.
Adalah putra Bupati Jepara yang menajdi pelopor pergerakan emansipasi wanita di
Dr. Wahidin Soediro Hoesodo merupakan pendorong berdirinya BU. Beliau berkeliling Jawa berpropaganda di depan para pelajar untuk mendirikan organisasi pergerakan BU. Hasinya siswa sekolah Dokter Djawa menindaklanjuti himbauan itu Kemudain mendirikan Budi Utomo.
Pendiri Perguruan Tamansiswa di Yogyakarta tahun 1922. Beliau terkenal dengan konsep pendidikan dengan sistem Tut Wuri Handayani. Beliau ingin memperbaharui martabat bangsa
MH. Thamrin merupakan pejuang kemerdekaan dari Betawi yang banyak memberikan andil perjuangan. Diantaranya memperjuangkan kepada pemerintah Belanda untuk di bentuk Dewan Volksraaad, kemudian memprakarsai berdirinya Fraksi Nasional, serta turut membentuk PPKI menjelang Kemerdekaan
Peletak dasar rohani bagi TNI dan terkenal keuletan, kekuatan serta kebesaran jiwanya. Walaupun sakit Beliau tetap memimpin perang gerilnya pada tahun 1948-1949 untuk mempertahankan kemerdekaan
MASA DEMOKRASI LIBERAL
Negara Islam
2. TEKS PROKLAMASI NII 7 AGUSTUS 1949
NII (NEGARA ISLAM
Dalam melaksanakan aksi-aksi makarnya pasukan DI/TII yang berdiri tanggal 7 Agustus 1949 pimpinan Kartosuwiryo sering mengadakan sabotase, perampasan, pembunuhan dan tindakan keji lainnya. Banyak rakyat tak berdosa yang telah menjadi korban keganasannya. Tampak sebuah gerbong kereta api lepas dari rel oleh akibat sabotase yang dilakukan oleh gerombolan DI/TII di Jawa Barat.
APRA muncul di Jawa Barat dipimpin oleh Kapten Reymond Westerling. Mereka menentang dibubarkannya negara Pasundan menuntut diakui sebagai negara pasundan. Tanggal 25 Januari 1950 gerombolan APRA bergerak menuju
Pasukan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) terkenal keganasannya yaitu membunuh penduduk sipil tanpa mengenal perikemanusiaan. Akibat dari keganasan pasukan pimpinan Westerling tersebut menyebabkan kerugihan harta, benda bahkan nyawa rakyat yang tak berdosa. Khususnya para anggota Divisi Siliwangi yang kembali ke Jawa Barat setelah pengakuan kedaulatan ditembaki tanpa mengenal peri kemanusiaan oleh pasukan APRA. Tampak akibat dari keganasan pasukan APRA di Jawa Barat.
6. TRIP JATIM DALAM PENUMPASAN APRA
Untuk menumpas pemberontakan APRA yang telah mulai memasuki
Di Makasar pada bulan April 1950 telah meletus pemberontakan yang dipimpin oleh Kapten Andi Aziz. Karena pemberontakan tersebut merupakan penyimpangan dari cita-cita proklamasi maka tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari rakyat terutama di
Tanggal 5 April 1950 hanya tinggal tiga Negara bagian yaitu Republik Indonesia (RI), Negara Indonesia Timur (NTT) dan Negara Sumatra Timur (NST). Guna menanggapi keinginan rakyat untuk kembali ke NKRI maka RIS, NIT, dan NST mengadakan perundingan pada tanggal 13 Mei 1950 untuk membahas tuntutan rakyat tersebut. Setelah RIS mendapat kuasa penuh dari NIT dan NST maka pada bulan Mei 1950 diadakan perundingan antara RI dan RIS. Hasil perundingan adalah “Piagam Persetujuan 19 Mei 1950” yang intinya sepakat kembali ke NKRI.
Besarnya antusias rakyat yang dimotori oleh pemuda untuk kembali ke NKRI menyebabkan Negara-negara bagian melebur ke NKRI. Kesepakatan antara NKRI dan RIS diperoleh tentang dibentuknya NKRI diperoleh dalam konferensi tanggal 19 Mei 1950. Setelah disahkan oleh BPKNIP di Yogyakarta dan Senat DPT di Jakarta maka terbentuknya kembali NKRI yang diumumkan 15 Agustus 1950 oleh Presiden Soekarno di Gedung Parlemen RIS di Jalan Benteng Timur Jakarta.
Setelah Negara kembali ke bentuk NKRI, tamatlah riwayat RIS. Dengan demikian Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta kembali masing-masing menjabat Presiden dan Wakil Presiden NKRI. Beliau kemudian disumpah pada tanggal 25 Oktober 1950. Tampak suasana pelantikan Ir. Soekarno dan Drs. M. Hatta masing-masing sebagai presiden dan wakil presiden NKRI.
Bulan April 1950 di Makasar meletus pemberontakan yang dipimpin oleh kapten Andi Aziz. Untuk menumpasnya pemerinah RIS mengirimkan pasukan ekspedisi dibawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Termasuk dalam ekspedisi ini antara lain Brigade X Garuda Mataram Jawa Tengah dibawah pimpinan Kolonel Suharto.
Pada tanggal 25 April 1950 diumumkan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) yang terlepas dari Negara Indonesia Timur dan RIS. Untuk itu TNI segera bertindak
Pada tanggal 17 Oktober 1952 terjadi demonstrasi yang menuntut dibubarkannya parlemen. Peristiwa itu di latarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi falam tubuh TNI-AD. Pimpinan angkatan darat menganggap parlemen telah ikut campur dalam urusan intern TNI-AD sehingga menemukan rasa ketidakpuasan dikalangan rakyat dan pemuda. Masalah tersebut baru terselesaikan pada masa kabinet Burhanudin 1955.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi di dalam negri pada tanggal 29 September 1955 diselanggarakan pemilu untuk memilih anggota DPR dan 15 Desember 1955 untuk memilih anggota constitute. Puluhan partai , organisasi
Masalah otonomi dan pertimbangan keuangan daerah menyebabkan pertentangan antara pemerintah pusat dan daerah sehingga muncul pembentukan dewan-dewan daerah yang ingin mengambil alih pemerintah pusat sehingga puncaknya terjadi pemberontakan PRRI yang diproklamsikan oleh Ahmad Husein 15 Februari 1958. pada tanggal 14 Maret 1958 muncul aksi demonstrasi mengutuk pemberontakan tersebut yang mengarah pada perpecahan NKRI.
Pada bulan Juni 1957 di Bukit Tingi berdirilah PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik
Untuk menumpas Pemberontakan PRRO-PERMESTA di Manado tahun 1958 TNI segera menggelar operasi Merdeka dibawah pimpinan Letnan Rukminta Hendraningrat. Dalam operasi tersebut terdapat pasukan khusus dari AL (KKO/Korps Komando). Tampak pasukan KKO yang merupakan pasukan Khusus dari Ankatan Laut sedang menyusuri rawa-rawa Morotai untuk mengejar sisa-sisa Permesta pada tahun 1958.
Pada bulan Juni 1957 di Bukit Tinggi berdirilah PRRI di bawah pimpinan Syafrudin Prawiranegara. Permesta pada hari berikutnya mendukung dan bergabung dengan PRRI sehingga gerakan mereka bersama disebut PRRI-PERMESTA di Manado dengan menumpang dewan Manguni yang didirikan 17 Januari 1958 dibawah pimpinan Mayor Somba, Somba dan Sumual. Untuk menumpas PRRI-PERMESTA di Sulawesi Utara ini digelar Operasi Merdeka di bawah pimpinan Letkol Rukminto Hendraningrat. Tampak TNI tiba di
Dihadapan pemimpin partai dan tokoh di Istana Merdeka Jakarta tanggal 21 Februari 1957 Soekarno mengemukakan konsepsinya yang dikenal dengan Konsepsi Presiden. Hal ini dilakukan karena keadaan dalam negeri semakin tidak menentu. Tampak rakyat yang memberikan dukungan terhadap konsepsi Presiden di muka Istana Presiden bulan Februari 1957
Lebih dari 2 tahun bersidang Konstituante belum dapat menghasilkan UUD. Suhu politik semakin panas suasana semakin genting sementara pergolakan daerah makin sering terjadi karena masalah ideologi Hal ini menyebkan mucul aksi untuk kembali ke UUD 1945 seperti yang terjadi di bulan Maret 1959 di Istana Negara Jakarta.
MASA PERANG KEMERDEKAAN 1945-1949
Setelah terjadi perdebatan antara golongan muda dan golongan tua maka diambillah putusan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan RI pada tangagal 17 Agustus 1945 dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan karena pernyerahan kekuasaan Jepang kepada sekutu tangagl 14 Agustus 1945
Sidang Proklamasi yang dibuat oleh Soekarno setelah mendapat masukan dari para tokoh yang menghadiri pertemuan di tumah Laksamana Media di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta kemudian diketik oleh Sayuti Malik
Sidang tanggal 16 Agustus 1945, golongan pemuda di bawah Sukarni dan Cherul Saleh mengadakan rapat yang memutuskan untuk menyingkirkan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ke Rengasdengklok, sebuah tempat basis PETA bersenjata yang penduduknya anti Jepang dan propersatuan kekuasaan. Peralatan ini dipergunakan oleh Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sewaktu di Rengasdengklok, Kerawang, Jawa Barat.
Bung Tomo lahir di Surabaya pada tanggal 2 Oktober 1920 Sejak 12 Oktober 1945 Bung Tomo mendirikan radio Pemberontak dan bersama dengan teman-temannya mendirikan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI). Pada tanggal 10 Nopember 1945 Bung Tomo Membakar semangat arek-arek Surabaya untuk berjuang melawan sekutu melalui Corong RRI Surabaya sehingga rakyat bertempur sampai titik darah penghabisan. Karier terakhir di TNI AD adalah Mayor Jenderal. Pada tahun 1955 Beliau menjabat sebagai Menteri Urusan Pejuang pada Kabinet Burhanudin Harahap.
Wafat di Arafah arab Saudi saat menunaikan ibadah haji. Kemudian pada tanggal 3 Februari 1983 jenazah dipindahkan ke Pemakaman Ngagel Surabaya Jawa Timur dengan upacara kebesaran militer Irup Menteri Kesra Surono.
Pada tanggal 9 Nopember 1945 berkaitan dengan wafatnya Brigjen Malaby maka Sekutu mengeluarkan ultimatum bahwa setiap pejuang yang membawa senjata harus lapor dan menyerhakan senjatanya ditempat yang ditentukan. Hal tersebut oleh pemuda
Atas ijin pemerintahan RI Tentara Belanda masuk
Lampung gantung ini dipakai sebagi alat penerangan di rumah bapak Mertonggolo di Dusun Kajor, Selopamioro, Imogiri, Bantul pada masa revolusi. Dirumah tersebut kegiatan pembuatan (pencetakan) ORI atau Oeang Republik
Rakyat yang tidak masuk dalam TKR berjuang melalui badan-badan kelaskaran dan organisasi-organisasi perjuangan yang lain. Sebagai wadah koordinasi laskar-laskar perjuangan kemudian dibentuk Dewan Kelaskaran Pusat yang dilantik oleh Jenderal Soedirman di Yogyakarta pada tanggal 12 Nopember 1946. Sebagai pimpinan Dewan Kelasakaran pusat Jenderal Soedirman saat acara pelantikan pimpinan Dewan Kelaskaran Pusat pada tanggal 12 November 1946 di Yogyakarta.
Para pimpinan Dewan Kelaskaran Pusat dilantik oleh Pangsar Jenderal Soedirman tanggal 12 Nopember 1946 di
Radio Perjuagnan sangat berperan sekali di masa revolusi fisik 1945-1949 karena dipergunakan untuk menyiarkan berita-berita kepada pejuang dan dunia internasional agar memberikan dukungan kepada Republik..
Pada masa perjuangan mempertahankan kamerdekaan
Munculnya Badan-Badan Kelaskaran di kalanga puteri juga terjadi di Aceh. Pejuang puteri Aceh membentuk Laskar Peucet aren.
Para pemuda puteri tdak ketinggalan dalam mandarma baktnya dalam perjuangannya bagi
Dalam rangka menciptakan suatu barisan pertahanan yang kokoh sentosa, dipandang perlu untuk mempersatukan lascar-laskar perjuangan kedalam tubuh TNI. Maka pada tanggal 3 Juli 1947 segenap badan kelaskaran, baik ynag yang bergabung di Biro Perjuangan maupun yang tidak, mulai saat itu dimasukkan serentak dalam wadah Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Walaupun dengan peralatan yang sederhana, namun Palang Merah
PMI yang dibantuk pada 17 September 1945. pada tanggal 17 September 1945 kepengurusannya dilengkapi dengan ketua Drs. Moh. Hatta serta ketua pengurus harian Dr. Bungram Martoatmojo.
Pada tanggal 23 April 1946, Jendral Mayor Sudibyo dan Komodor Suryadi Suryadarma ke
Pada tanggal 23 April 1946, Jendral Mayor Sudibyo dan Komodor Suryadi Syuradarma ke
Senapan ini degunakan pada perang gerilya di Gunung Kidul oleh kesatuan kepolisian Gunung Kidul pada tahun 1948-1949.
Dalam rangka memenuhi persejataan bagi pejuang
Mempertahankan kemerdekaan bukan hanya milik para tentara saja, melainkan seluruh bangsa
Pada tanggal 18 September 1948 di Madiun meletus pemberontakan PKI (Partai Komunis
Pada tanggal 13 Januari 1948 diselenggarakan di Kaliurang yang kemudian terkenal dengan nama Konferensi Kaliurang. Dalam Konferensi tersebut berhasil merumuskan sebuah notulen yang terkenal dengan “Notulen Kaliurang”. Delegasi Republik
Pada tanggal 8 Desember 1947 dimulai perundingan antara Republik Indonesia dengan Belanda yang berlangsung di atas geladak kapal perang Angkatan Laut Amerika USS Renville yang berlabuh di Teluk Jakarta. Perundingan tersebut berakhir pada tanggal 17 Januari 1948 dengan penandatanganan oleh Mr. Amir Sjarifudin sebagai wakil delegasi Republik Indonesia dan Mr. Abdul Kadir Wiryoadmojo sebagai wakil delegasi Belanda. Dari hasil perundingan tersebut makin sempitlah wilayah Republik
Sebagai konsekuensi atas persetujuan Renville yang telah ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948, maka TNI yang masih berada di kantong-kantong gerilya Jawa Barat harus ditarik ke daerah Republik Indonesia menurut perjanjian Renville sesuai dengan garis demarkasi Van Mook. Untuk itu maka pada bulan Februari 1948 segera dibentuk Panitia Hijrah yang bertugas mengatur teknis pelaksanaan hijrah. Pasukan Divisi Siliwangi pada bulan Februari 1948 mulai hijrah ke Gombong dan kemudian dilanjutkan sampai ke
27. PASUKAN SILIWANGI TIBA DI
Sebagai tindak lanjut dari hasil Persetujuan Renville 17 Januari 1948 maka pasukan TNI yang berada di kantong-kantong gerilya Jawa Barat harus hijrah meninggalkan daerah tersebut untuk masuk ke Jawa Tengah. Sehinggal dikenallah mereka sebagai tentara hijrah. Tampak tentara Hijrah dari Jawa Barat tiba di Stasiun Tugu pada bulan Februari 1948. Mereka menyatu dengan TNI di Yogyakarta untuk bertempur melawan Belanda.
Setelah berhasil menduduki
Ketika Yogyakarta tajuh ke tangan Belanda melalui agresi militernya yang kedua tanggal 19 Desember 1948, TNI dan rakyat gerilyawan di bawah pimpinan Panglima Besar Jenderal Soedirman tetap mengadakan perlawanan secara bergilya. Desa-desa, gunung-gunung dan hutan-hutan menjadi markas mereka yang selalu berpindah-pindah. Mereka baru masuk ke
Benda-benda ini merupakan bukti material dari sepenggal sejarah perjuangan di Kabupaten Kulon Progo. Benda-benda tersebut pernah dipergunakan oleh Letkol Soeharto (Komandan Wehrkreise III) dan sebagian pasukannya oada saat bermarkas di rumah bapak Padmodiharjo di Palihan, Palihan, Temon, Kulon Progo selama kurang lebih 6 hari pada masa perjuangan tahun 1948-1949.
Longsong mortar ini ditemukan di daerah Palihan, Palihan, Temon Kulon Progo. Merupakan bukti material perjuangan pada tahun 1948-1949 di daerah Kulon Progo.
Sebagai tindak lanjut dari persetujuan antara Indonesia-Belanda (Persetujaun Roem Royen). Untuk itu pasukan Belanda harus segera ditaarik dari Yogyakarta guna mendukung pengembalian pemerintah ke
Keberhasilan Serangan Umum 1 Maret 1949 menyebabkan diadakannya pertemuan kembali antara RI-Belanda yang kemudian pertemuan kembali antara Roem-Royen yang berhasil ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949. hasil dari persetujuan tersebut antara lain dikembalikannya pemerintah ke Yogyakarat. Untuk itu tentara Belanda harus ditarik mundur dari
Sebagai tindak lanjut dari hasil Persetujuan Roem Royen 7 Mei 1949 dikembalikannya pemerintahan ke
Sehubungan dengan hasil persetujuan Roem Royen tentang pengembalian pemerintahan ke Yogyakarta, maka setelah kurang lebih 7 bulan di pengasingan (Bangka) sejak 19 Desember 1949, pada atnggal 6 Juli 1949 para pemimpin negara tiba di lapangan udara Maguwo (sekarang Adisucipto) Yogyakarta. Antara lain Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim, dan para pemimpin lainya. Mereka disambut oleh Menteri Negara Koordinator Keamanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Tampak Sri Sultan HB IX duduk berdampingan dengan Presiden Soekarno dalam satu Mobil setelah tiba di Maguwo dari pengasingannya oleh Belanda , pada bulan Juli 1949.
Setelah selama 7 bulan mengadakan perang Geriliya dari Desember 1948 sampai dengan Juli 1949 maka pada tanggal 10 Juli 1949 kembali dari gerilya memasuki kota Yogyakarta dengan ditandu disertai para pengawal dan prajuritnya. Setibanya di Yogyakarat kemudian menuju Alun alun Utara untuk menerima penghormatan militer.
Sebagai tindak lanjut dari Roem Royen Statemen maka masalah RI-Belanda segera dibahas dalam KMB (Konperensi Meja Bundar) yang berlangsung tanggal 23 Agustus – 2 Nopember 1949. hasil terpenting dari Konperensi tersebut bahwa akan adanya pengakuan kedaualtan RI oleh Belanda, yang kemudian hal itu terjadi pada tanggal 27 Desember 1949. Tampak Konperensi Meja Bundar sedang berlangsung di Riderzaal Den Haag.
Hasil terpenting dari diselenggarakannya KMB (Konperensi Meja Bundar) tanggal 23 Agustus – 2 Nopember 1949 adalah adanya pengakuan kedaulatan RIS oleh Belanda. Selanjutnya pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan baik di